Pengacara yang memimpin kasus terhadap Hambali mengatakan lebih banyak waktu diperlukan untuk mempersiapkan karena pihak pembela mengkritik penundaan.
Medan, Indonesia – Jaksa militer di Teluk Guantanamo telah mengusulkan agar sidang penuh Hambali, yang ditahan atas serangan yang menewaskan ratusan orang di Indonesia, dimulai pada Maret 2025, meskipun dia dan dua terdakwa lainnya telah ditahan selama 17 tahun.
Hambali, warga negara Indonesia bernama asli Encep Nurjaman, ditahan di Guantanamo sejak 2006 bersama tersangka lainnya, warga negara Malaysia, Mohammed Nazir Bin Lep dan Mohammed Farik Bin Amin.
Hambali dituduh terlibat dalam Bom Bali 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, termasuk warga AS, dan serangan hotel JW Marriott di Jakarta tahun 2003 yang menewaskan 11 orang.
Pengacara utama Indonesia, James Hodes, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kliennya melakukan “sebaik mungkin” mengingat penahanan yang lama ini dan bahwa persidangan “berjalan sebaik yang kami harapkan dan hakim serta pengamat mendengar banyak tentang masalah tersebut. kita hadapi”.
Masalah-masalah itu termasuk masalah dengan penerjemah, yang menurut Hodes memakan waktu hampir sepanjang hari ketiga persidangan, serta kesaksian Imam Samudra, salah satu dalang asli serangan Bali yang dieksekusi di Indonesia pada 2008.
Menurut Hodes, otoritas AS gagal menanyai Samudra saat dia masih hidup, dan kesaksiannya bisa berarti kliennya dibebaskan.
“Imam Samudra tampaknya menjadi dalang pengeboman dan dapat dimintai keterangan oleh FBI, tetapi ternyata tidak. Ini bukan cara kejahatan seharusnya diselidiki. Pihak berwenang seharusnya melihat semua kemungkinan,” kata Hodes kepada Al Jazeera.
Selain tantangan seputar kesaksian saksi yang hilang, Hodes mengatakan kurangnya persidangan yang cepat menyusahkan tim pembela, yang selalu mempertahankan ketidakbersalahan Hambali.
“Kami sekarang dua tahun setelah kasus pengadilan dan 20 tahun setelah fakta dan penuntutan belum selesai dengan penemuan,” kata Hodes.
Proses penemuan adalah ketika kedua belah pihak bertukar dokumen sebelum sidang dan biasanya pihak penuntut akan memberikan materi tersebut kepada pihak pembela setelah kasus dimulai. Bagi Hambali, proses resmi untuk mengadilinya dimulai pada 2019, namun masih harus diselesaikan sekitar lima tahun kemudian.
Dalam sidang terakhir, jaksa meminta tanggal sidang Maret 2025 dengan hakim belum membuat keputusan.
Hodes mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tim pembela “siap” untuk diadili, tetapi menambahkan kemungkinan akan ada lebih banyak penundaan.
Hakim yang ditunjuk militer saat ini, Kolonel Angkatan Darat Charles Pritchard, akan diangkat kembali dengan hakim baru mengambil alih.
“Masalahnya jika setiap kali hakim mengetahui kasus ini, mereka harus pergi,” katanya.