Tokoh oposisi utama Rusia menjalani hukuman gabungan 11 setengah tahun karena penipuan dan penghinaan terhadap pengadilan.
Pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara Alexey Navalny mengatakan para penyelidik telah membuka kasus “terorisme yang tidak masuk akal” terhadapnya, yang dapat menyebabkan 30 tahun penjara lagi.
Navalny muncul melalui tautan video di pengadilan Moskow pada hari Rabu sebagai bagian dari kasus “ekstremisme”.
“Mereka membuat tuduhan yang tidak masuk akal, yang menurutnya saya dijatuhi hukuman 30 tahun penjara,” katanya dalam pernyataan yang diposting oleh para pendukungnya di media sosial.
“Saya menegaskan bahwa upaya untuk menutup proses ini bukan hanya upaya untuk mencegah saya mengetahui kasus tersebut, tetapi juga upaya untuk memastikan tidak ada yang mengetahuinya, ” katanya.
Navalny menambahkan bahwa tidak masuk akal untuk membantah bahwa dia melakukan terorisme saat berada di penjara.
Kantor berita TASS yang dikelola negara melaporkan bahwa penyelidik Rusia juga telah menempatkan 11 orang dalam “daftar buronan internasional” dalam kasus yang terkait dengan Navalny.
Awal bulan ini, penyelidik Rusia menghubungkan mantan politisi itu dengan kematian blogger militer populer Vladlen Tatarsky, yang terbunuh oleh bom di sebuah kafe St Petersburg.
Tetapi sekutu Navalny membantah ada kaitannya dengan kematian Tatarsky.
Sosok Nelson Mandela
Otoritas Rusia menganggap Navalny dan pendukungnya sebagai “ekstremis” yang memiliki hubungan dengan badan intelijen CIA Amerika Serikat yang ingin membuat Rusia tidak stabil.
Banyak pendukungnya, yang menganggap politisi yang dipenjara itu sebagai tokoh Nelson Mandela, telah meninggalkan negara itu.
Mantan pengacara, yang menjadi terkenal lebih dari 10 tahun yang lalu dengan tuduhan korupsi skala besar, saat ini menjalani hukuman gabungan 11 setengah tahun untuk penipuan dan penghinaan terhadap pengadilan atas tuduhan yang menurutnya diajukan untuk membungkamnya.
Navalny memenangkan kekaguman dari oposisi Rusia karena secara sukarela kembali ke Rusia pada tahun 2021 dari Jerman, di mana dia dirawat karena tes menunjukkan upaya untuk meracuninya dengan agen saraf di Siberia.
Kremlin membantah mencoba membunuhnya.
Baru-baru ini, Navalny dikatakan menderita penyakit misterius di penjara, menyebabkan dia kehilangan 8 kg (17,6 pon) dalam dua minggu.
Juru bicaranya, Kira Yarmysh, mengklaim bahwa penurunan berat badan itu disebabkan oleh racun yang bekerja lambat yang disuntikkan oleh dokter penjara kepadanya.
“Kami tidak mengesampingkan bahwa saat ini Alexey Navalny perlahan diracuni, dibunuh perlahan sehingga kurang menarik perhatian,” kata Yarmysh dalam postingan Twitter.